Ini adalah perjalanan keempat gue dan akan menjadi perjalanan pertama yang gue tulis di blog gue. Perjalanan pertama ini gue mau menuju Gunung Batu Jonggol, namanya udah absurd dan tampak sangat tidak familiar di telinga gue. Diperjalanan pertama ini gue masih belum punya alat komunikasi ataupun kamera yang gue inginkan, rasanya itu cediiiih. Tapi tak apalah temen gue udah beli kamera, lebih tepatnya minjem kamera jadi semua diharapkan akan baik-baik saja.
|
Perjalan kami tahun 2014 |
|
Perjalanan kami untuk kedua kalinya tepat di bulan yang sama yang paling gue gak ngerti sama Fadli bajunya masih sama kaya tahun lalu gue curiga dia emang gak punya baju lagi |
Pagi itu gue bangun jam 7.30 bergegas menyalakan kompor dan
memanasi air. Gue ingin mandi dengan air
hangat, begitulah ceritanya. Sebelumnya, sebelum tanggal 3 April 2015 bisa
dibilang seharian hujan telah menghiasi langit kota gue, kota Tangerang
Selatan. Malamnya kami berkumpul. Gue, Harry dan Fadli untuk merencanakan
perjalanan kedua kami dengan percaya dirinya gue berkata.
“Malam ini terang Bulan gue yakin besok bakalan cerah.”
Besok paginya tepatnya hari ini gue lihat cuaca, langit
kurang begitu cerah! Apa yang salah? Gue berinisyatif membuka situs Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (atau lebih sering dikenal BMKG),
sebelumnya bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika (disingkat BMG) adalah
Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
|
Prediksi BMKG sebelum gue berangkat dan prediksi tersebut akurat |
Prediksi mengatakan sampai dua hari kedepan akan turun
hujan! Gue gak mau jadi orong bodoh yang terlalu cepat bertindak ataupun orang
pintar yang terlalu lama berpikir, gue hanya ingin semua tepat disaat yang
tepat. Karena prediksi mengatakan hujan berarti gue harus persiapkan semua perlengkapan dengan baik.
Akhirnya perjalanan pertama kami yang akan gue terbitkan di
blog gue ini benar-benar terjadi. Perjalanan kami diawali dengan doa tepat di
hari Jum’at 3 April 2015 pada awalnya kita berangkat pukul 9.00 tapi apalah mau
dikata namanya juga Indonesia jamnya suka melar, akhirnya kita jalan pukul
11.00. Baru diawal perjalanan kami sudah mendapat cobaan! Celana Fadli pada bagian pantat robek.
|
Loh ini pantat siapa!!! |
Setelah Fadli berganti celana kami bergegas menuju ke tempat
penyewaan tenda di Jl. WR Supratman, Gg. Bacang No. 73 (Belakang Kampus UIN
Jakarta) tapi sayang tempat penyewaan tendanya sudah berpindah. Kami sempat
khawatir, untungnya kami direkomendasikan ketempat pindahnya penyewaan tenda
tersebut. Secara singkat kami benar-benar menuju Gunung Batu Jonggol
tepat pukul 13.00. beginilah rute perjalanan kami.
|
Ini awal perjalanan kami |
Setelah mendapatkan tenda dengan penyewaan dua hari dengan biaya total Rp 50.000 kami berangkat dari UIN menuju Cileungsi untuk istirahat sebentar di tempat kakaknya Fadli. Total 3 jam waktu yang kita habiskan untuk mencapai Cileungsi dari kampus UIN.
|
Langkah kedua kami setelah berhasil mendapatkan tenda |
Kita bersantai sejenak dikediaman kakaknya Fadli, makan nasi Padang, eh pas kita mau berangkat lagi kita malah dikasih uang. saat itu gue berpikir ingin main ketempatnya kakaknya Fadli setiap hari, kan numayan.
|
Kita istirahat sejenak di kediaman kakaknya Fadli
|
Akhirnya kita berangkat dengan keraguan walaupun awalnya gue menyarankan naik angkutan umum, bukan dengan menggunakan sepeda motor, kita akhirnya sepakat melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor, di tahap ke tiga ini diperjalanan sangat menyenangkan karena tidak ada asap dari kendaraan seperti truk, karena jalan menuju Gunung Batu Jonggol di tahap ketiga ini sangat sejuk.
|
Trek tahap ketiga menuju Gunung Batu Jonggol |
|
Penampakan Gunung Batu Jonggol dari kejauhan |
|
Peta perjalanan jalur menuju Gunung Batu Jonggol dari Cileungsi |
Akhirnya kita tiba di pintu masuk gerbang Gunung Batu Jonggol pukul 16.50 pintu masuknya sendiri bermedan batu berhubung prediksi BMKG bakalan hujan, sore itu di Bogor memang hujan, jalan yang harus kita lalu sengat sulit karena jalan berbatu menjadi licin membuat roda menjadi slip. Kami bersyukur kami tiba di kaki Gunung Batu Jonggol pukul 17.50 sayangnya kita hanya bisa menikmati senja di kaki gunung, padahal awalnya kita ingin menikmati matahari terbenam setidaknya berada di perjalanan ketika mendaki. tapi apalah arti matahari terbenam itu hanyalah sebuah bonus.
jadi jonggol itu beneran ada ya? kirain itu cuma buat main-main doang :|
BalasHapusfotonya bagus, langitnya cantik, biru sekali, suka deh.
jadi pengen nanjak :(
Ada Kak, di daerah Cileungsi, nanjak dong kak sekali-kali, nanti kalo udah punya anak gimana?
BalasHapus"Mah udah pernah mendaki belum?" ungkap anak lo.
"Belum Nak'" jawab lo.
Saat itu anak lo akan bilang,
"Mamah gak keren," hehehe.